WWDC biasanya menjadi momen penting bagi Apple untuk menarik perhatian investor dan menaikkan nilai saham perusahaan. Namun, situasi berbeda terjadi pada WWDC 2025. Meski Apple memperkenalkan banyak fitur baru, termasuk desain Liquid Glass dan Apple Intelligence, saham perusahaan justru mengalami penurunan setelah acara berlangsung.
Saham Apple Turun 1,5% Setelah Keynote
Pada tanggal 9 Juni 2025, Apple menggelar konferensi WWDC yang sudah sangat dinanti. Saham Apple sempat stagnan sebelum acara dimulai. Namun, begitu para eksekutif Apple mulai naik ke panggung untuk mempresentasikan inovasi terbaru mereka, saham AAPL langsung menunjukkan tren menurun.
Hingga penutupan pasar hari itu, saham Apple tercatat turun sebesar 1,5%. Penurunan ini terbilang signifikan untuk perusahaan sebesar Apple, mengingat biasanya WWDC justru menjadi pemicu optimisme pasar.
Apa Saja yang Diumumkan Apple?
Dalam presentasinya, Apple mengumumkan:
- iOS 26 dengan desain baru Liquid Glass dan integrasi AI lewat Apple Intelligence
- macOS 15 “Tahoe” dengan performa dan automasi baru
- watchOS 11 dengan fitur kesehatan lanjutan
- visionOS 2 untuk Vision Pro dengan widget spasial
Semua pengumuman ini sebenarnya cukup solid untuk pengguna, namun dinilai kurang memikat dari sudut pandang investor.
Kenapa Investor Tidak Terlalu Terpukau?
Ada beberapa alasan mengapa pasar bereaksi negatif terhadap WWDC 2025:
- Kurangnya kejutan besar. Tidak ada pengumuman hardware baru seperti Vision Pro generasi kedua atau produk revolusioner yang benar-benar baru.
- AI terasa terlalu aman. Meskipun Apple memperkenalkan Apple Intelligence, pendekatannya dianggap terlalu konservatif jika dibandingkan dengan langkah agresif Google Gemini, ChatGPT, atau Microsoft Copilot.
- Eksklusivitas fitur. Banyak fitur baru, termasuk AI, hanya tersedia di model premium seperti iPhone 15 Pro ke atas. Ini dianggap mempersempit pasar potensial dalam jangka pendek.
Bandingkan Dengan Tahun-Tahun Sebelumnya
Pada WWDC 2023 dan 2024, saham Apple mengalami lonjakan berkat pengenalan Vision Pro dan integrasi chip M-series. Tahun ini, meskipun fitur yang diumumkan mencakup banyak hal, semuanya terasa sebagai penyempurnaan, bukan terobosan.
Investor yang berharap akan “wow factor” dari Apple tampaknya kecewa karena acara lebih fokus pada penyelarasan desain dan peningkatan privasi, alih-alih pengumuman produk baru yang bisa mengubah arah bisnis.
Analisis Pasar: Sentimen Jangka Pendek vs Jangka Panjang
Reaksi negatif pasar bisa saja bersifat jangka pendek. Banyak analis masih menilai langkah Apple memperkenalkan AI on-device sebagai investasi masa depan yang berkelanjutan dan aman secara privasi.
Namun dari sisi monetisasi, belum ada kejelasan bagaimana Apple akan mengeksekusi potensi komersial dari Apple Intelligence atau apakah strategi mereka cukup kompetitif di tengah persaingan AI global yang semakin sengit.
Kesimpulan
WWDC 2025 memberikan banyak hal baru bagi pengguna Apple, namun tidak cukup menggairahkan bagi investor. Penurunan saham sebesar 1,5% menjadi sinyal bahwa pasar menginginkan lebih dari sekadar pembaruan sistem operasi dan desain antarmuka.
Meski begitu, Apple masih punya waktu di paruh kedua tahun ini untuk memperkenalkan produk hardware baru dan membuktikan bahwa langkah mereka dalam pengembangan AI bukan sekadar defensif, tapi benar-benar transformatif.