Di tengah persaingan sengit di dunia kecerdasan buatan (AI), Apple akhirnya menunjukkan langkah lanjutan dalam strategi mereka lewat WWDC 2025. Meskipun istilah “Apple Intelligence” bukan hal baru—pertama kali diperkenalkan pada WWDC 2024—tahun ini Apple menghadirkan sejumlah peningkatan dan integrasi yang lebih luas ke dalam sistem operasinya.
Pertanyaannya: apakah peningkatan ini cukup untuk mengejar Google, Microsoft, OpenAI, dan kompetitor lainnya? Atau Apple masih terlalu tertinggal dalam perlombaan AI global?
Apple Intelligence: Bukan Fitur Baru, Tapi Kini Lebih Luas
Apple Intelligence adalah pendekatan Apple terhadap AI yang mengutamakan privasi, efisiensi, dan integrasi menyeluruh ke dalam ekosistem perangkat mereka. Sejak 2024, fitur ini mulai diterapkan di iPhone, iPad, dan Mac dengan chip terbaru.
Pada WWDC 2025, Apple memperkenalkan peningkatan signifikan, antara lain:
- Live Translate: Terjemahan suara dan teks langsung di aplikasi Phone, FaceTime, dan Messages.
- Visual Intelligence: Kemampuan mengenali konten di layar dan memberi saran kontekstual, seperti menambahkan ke kalender atau mencari gambar serupa.
- Image Playground dan Genmoji: Membuat ilustrasi dan emoji berdasarkan deskripsi teks secara real-time.
- Smart Assist: Rekomendasi otomatis berdasarkan email, pesan, atau konten yang sedang dibuka.
Semua fitur ini berjalan secara on-device, tanpa mengirim data pengguna ke server, dengan dukungan chip seperti A17 Pro, M2, dan M3 ke atas.
Dibandingkan Kompetitor: Masih Tertinggal?
Sementara Apple baru mulai memperluas Apple Intelligence, kompetitornya telah melangkah lebih jauh. Google telah mengintegrasikan Gemini AI ke dalam Gmail, Android, dan Google Search. Microsoft menghadirkan Copilot sebagai asisten AI utama di seluruh platform Windows dan Office. OpenAI, dengan ChatGPT, menjadi pelopor AI generatif yang kini memiliki jutaan pengguna aktif dan API terbuka bagi pengembang.
Ketiganya juga memiliki model multimodal yang mendukung teks, gambar, dan suara—yang belum secara penuh tersedia di Apple Intelligence saat ini.
Strategi Apple: Fokus ke Privasi dan Ekosistem Tertutup
Apple jelas mengambil pendekatan berbeda. Mereka tidak terburu-buru merilis chatbot publik atau membuka API luas, tetapi lebih fokus pada bagaimana AI bisa bekerja senyap namun efektif di balik sistem operasi. Pendekatan ini memprioritaskan pengalaman pengguna, keamanan data, dan efisiensi baterai perangkat.
Integrasi Apple Intelligence terjadi di tempat-tempat yang tidak mencolok—misalnya, saat membuat ringkasan email, mengatur pengingat, atau memberi saran isi pesan tanpa perlu berpindah aplikasi.
Masalah yang Belum Teratasi
Meskipun secara teknis kuat, pendekatan Apple tetap menuai kritik. Beberapa tantangan yang muncul di antaranya:
- Terbatas di perangkat tertentu: Banyak fitur AI hanya tersedia di iPhone 15 Pro ke atas atau Mac dengan M-series, membuat adopsi lebih lambat.
- Keterbatasan developer: Apple belum membuka akses ke model AI-nya untuk pengembang pihak ketiga, tidak seperti Gemini API atau ChatGPT API.
- Siri masih belum revolusioner: Meski dijanjikan peningkatan besar, Siri dengan Apple Intelligence versi penuh baru diperkirakan hadir di akhir 2025 atau awal 2026.
Inilah yang membuat sebagian analis menyebut strategi AI Apple masih terlalu berhati-hati dan belum kompetitif secara global.
Respons Investor dan Pasar
Pasca pengumuman WWDC 2025, saham Apple dilaporkan mengalami penurunan sekitar 1,5%. Hal ini mencerminkan kekecewaan sebagian investor terhadap kurangnya kejutan besar dalam AI maupun produk hardware baru. Ekspektasi publik yang tinggi terhadap Siri generatif dan chatbot sekelas GPT tidak terpenuhi, yang memengaruhi persepsi pasar.
Apakah Strategi Apple Akan Berhasil?
Meski terlihat tertinggal, Apple mungkin sedang memainkan strategi jangka panjang. Mereka memiliki keunggulan dalam hal optimisasi chip (Apple Silicon), penguasaan penuh atas perangkat keras dan lunak, serta ekosistem pengguna aktif lebih dari dua miliar perangkat.
Jika Apple mampu memperluas kapabilitas AI ini ke seluruh lini produk dan membuka kolaborasi dengan developer, mereka tetap memiliki potensi besar untuk mengejar ketertinggalan dan bahkan membalik keadaan.
Kesimpulan
WWDC 2025 memperlihatkan bahwa Apple belum menjadi pemimpin dalam persaingan AI global. Namun, mereka tetap konsisten pada jalur mereka sendiri: mengintegrasikan AI secara privat, efisien, dan menyatu dengan pengalaman pengguna sehari-hari.
Bagi pengguna iPhone, iPad, dan Mac terbaru, Apple Intelligence sudah mulai terasa. Tapi untuk publik secara luas dan komunitas developer, Apple masih punya pekerjaan rumah besar jika ingin menjadi kekuatan dominan di era AI generatif.